Logo Rabu, 9 Oktober 2024
images

Ps Saifuddin Ibrahim

TANGERANG, MAJALAHREFORMASI.com - Seperti apakah saat ini idealnya seorang pelayan atau hamba Tuhan menghadapi berbagai macam perubahan yang begitu cepat dimana lebih banyak tantangan dan persoalan di akhir zaman ini.

Menurut sosok yang dikenal fenomenal ini, Saifuddin Ibrahim, hamba Tuhan zaman now dituntut harus punya mental pendobrak, dalam artian pendobrak adalah tidak takut dengan tekanan karena menerima Yesus adalah sebuah kebodohan bagi sebahagian orang. Namun lewat orang yang dianggap bodoh oleh dunia ini Indonesia boleh dimenangkan.

"Saya percaya Indonesia dimenangkan oleh Kristus dan itu adalah kerinduan saya juga," imbuhnya.

Untuk itu ia mengatakan negeri ini membutuhkan hamba Tuhan yang mau bekerja bersama Roh kudus guna menyadarkan semua orang untuk berbalik dan bertobat kepada Yesus.

"Saya sudah 14 tahun menjadi orang Kristen begitu hebatnya Injil seperti di Roma 1;16 berbunyi; Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang  menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani," ungkapnya.

"Namun ayat ini dibuat saat zamannya Rasul Paulus tetapi dalam konteks saat ini orang Yahudi diganti dengan Indonesia, sehingga saatnya aras gereja lebih berperan untuk menyelamatkan Indonesia. Tidak perlu mempermasalahkan hal lainnya seperti tepuk tangan di Gereja dan baptisan," lanjutnya.

Saifuddin berpandangan, orang yang disebelah kanan Yesus tidak dibaptis tetapi diselamatkan tetapi jangan lupa, katanya, baptisan adalah kehendak Allah yang harus digenapi. Seperti Yesus dibabtis oleh Yohanes.

Kendati demikian, dalam bacaan alkitab 1 Korintus 1;17 dikatakan Paulus diutus bukan untuk membaptis tetapi untuk menginjil.

"Indonesia harus diselamatkan karena Bapa disurga tidak ingin satu jiwapun tidak terselamatkan. Saya minta Gereja di Indonesia agar bergandengan tangan dan tidak ribut masalah doktrin sebab itu melemahkan kekuatan kita untuk memenangkan Indonesia," pungkasnya. (DAVID)