Logo Sabtu, 15 Februari 2025
images

MAJALAHREFORMASI.com - Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) menggelar ibadah Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-36 dengan penuh sukacita dan makna mendalam, yang menandai era babak baru bagi gereja. Ibadah ini diselenggarakan di Kantor Sinode GKSI, di bilangan Jakarta Timur, dengan tema perayaan: "Dari yang Biasa Menjadi Luar Biasa."

Dalam kotbahnya, Ketua Sinode Dr. Iwan Tangka, M.Th., menjelaskan bahwa tema tersebut diambil dari kisah Nabi Musa, yang pada usia 40 tahun kehilangan segala kemuliaan duniawi dan hidup sebagai penggembala domba biasa. Namun, di usia 80 tahun, Tuhan memanggilnya untuk misi luar biasa.

Iwan juga menekankan bahwa meskipun Musa hanya berbekal tongkat biasa, Tuhan mengubahnya menjadi alat ajaib yang membawa keselamatan bagi umat Israel. "Tuhan memampukan kita yang kecil untuk mengalahkan yang besar. Yang bodoh dapat menjadi bijak jika kita menyerahkan semuanya kepada Tuhan," ujarnya.

Ia juga mengarisbawahi pentingnya fokus kepada panggilan Tuhan tanpa terjebak pada masa lalu. "Seperti Musa yang merasa tidak mampu, kita pun sering merasa biasa. Namun, Tuhan bisa memakai apa yang kita anggap biasa menjadi luar biasa, asal kita taat dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya," lanjutnya.

Semangat Perubahan dan Sukacita

Pada kesempatan yang sama, Ketua Majelis Tinggi, Frans Ansanay, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian penting yang terjadi pada 19 November 2024, ketika nomor urut gereja diundi di hadapan pihak PGI di Graha Oikumen PGI, Salemba, Jakarta Pusat. Dalam pengundian tersebut, GKSI tetap mempertahankan nomor keanggotaan PGI  Nomor 64. Ia menegaskan bahwa momentum ini menjadi simbol perjalanan panjang yang penuh anugerah Tuhan.

Frans juga mengimbau kepada hamba Tuhan di daerah, termasuk pengurus, sinode wilayah, dan koordinator sektor, untuk merayakan HUT GKSI ke-36 secara serentak, sesuai dengan akta pendirian No. 47 yang ditandatangani pada 1988. Ia menekankan bahwa tanggal 19 November adalah hari bersejarah bagi GKSI, sebagai bentuk syukur atas kasih, anugerah, dan pertolongan Tuhan yang telah membawa gereja dari keadaan sederhana menjadi lebih kokoh dan berarti.

Merujuk pada kotbah Ketua Sinode GKSI, Frans mengingatkan pentingnya selalu melihat ke depan, seperti Musa yang dipakai Tuhan dari kondisi biasa menjadi luar biasa. "Perjalanan GKSI juga serupa, dari awal yang sederhana hingga mencapai posisi seperti sekarang," ujarnya. Frans berharap seluruh elemen gereja dapat terus bergerak maju dengan semangat kebersamaan dalam menghadapi babak baru pelayanan GKSI.

Kilasan Perjalanan dan Pengakuan

Mantan Ketua Sinode GKSI, Pdt. Margio, mengenang awal perjalanan gereja GKSI yang pernah menghadapi banyak tantangan, baik dari pemerintah maupun forum gerejawi. Namun, berkat pertolongan Tuhan dan doa-doa jemaat, GKSI dapat berdiri kokoh hingga kini. "Dulu kita adalah gereja yang tidak diperhitungkan, namun kini, karena anugerah Tuhan, kita dipercaya dan diberkati. Mari kita terus bergandengan tangan untuk membawa GKSI semakin maju," katanya dengan penuh haru.

Sekretaris Umum GKSI, Pdt. Bayu Prihadi Kusumo, menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Pdt. Margio mencerminkan perjalanan panjang yang telah dilalui oleh gereja ini. Ia juga menyebutkan bahwa kehadiran mereka di Sidang Raya PGI pada tanggal 12 November menjadi momen rekonsiliasi yang penting. Selanjutnya, pada pertemuan tanggal 19 November 2024 di kantor PGI, tercapai kesepakatan di mana masing-masing pihak mengakui kesalahan dan berkomitmen untuk melanjutkan langkah-langkah rekonsiliasi. Salah satu kesepakatan yang dicapai adalah perubahan nama gereja, yang dapat mengalami penambahan atau pengurangan, serta penyesuaian terhadap logo gereja yang tetap dipertahankan karena telah dipatenkan.

Pdt. Bayu menegaskan bahwa prinsip utama dalam kesepakatan ini adalah menjaga keharmonisan. Sebagai tindak lanjut, pedoman pelaksanaan organisasi bersama akan diterbitkan minggu depan. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan melalui doa dan kerja sama selama proses rekonsiliasi ini.

Pesan untuk Seluruh Gereja GKSI

Ketua Sinode GKSI, Dr. Iwan Tangka, M.Th., mengimbau seluruh jemaat, terutama di wilayah Kalimantan dan NTT, untuk menjaga konsolidasi internal dan merespons perubahan ini dengan hati yang sejuk. "Tuhan telah membawa kita dari yang biasa menjadi luar biasa. Mari kita gunakan momen ini untuk memperluas peran gereja dalam pelayanan dan masyarakat," katanya.

Menutup acara, Iwan mengucapkan selamat ulang tahun kepada seluruh jemaat GKSI. "Kiranya gereja ini terus menjadi alat Tuhan yang luar biasa, membawa berita keselamatan bagi dunia," pungkasnya dengan penuh harap. (David)

Selamat Ulang Tahun, GKSI!