Logo Sabtu, 15 Februari 2025
images

(Tulisan ini ditulis 10 tahun yang lalu oleh saya, namun tetap relevan untuk direnungkan. Sebuah ulasan mendalam mengenai pengaruh musik terhadap perilaku manusia, yang menggambarkan bagaimana musik tertentu dapat memengaruhi pola pikir, emosi, dan bahkan kebijakan sosial.)

MAJALAHREFORMASI.com - Saya baru saja membaca sebuah buku yang sangat menarik, yakni penelitian seorang ilmuwan tentang pengaruh musik (bunyi-bunyian) terhadap perilaku manusia.

Theodore Adorno, seorang raksasa intelektual dalam bidang New Ground musik, menciptakan bunyi-bunyian 12 atonal "Rock and Roll" dan "Heavy Metal". Ia mengatakan bahwa musik yang digubahnya berciri Stalin dan Fasis.

Konsep musik Adorno ini bercirikan pukulan drum keras dan berat yang ditabuh secara berulang-ulang, menyerupai musik "Cult of Moloch" dan "Voodoo Afrika". Musik ini memiliki karakteristik tabuhan gendang yang mampu menumpulkan pikiran, otak, dan semangat manusia. Musik tersebut membuat penggemarnya apatis, tidak peka, tidak peduli, mendorong pengabaian, dan cenderung ingin menang sendiri.

Bunyi musik ini penuh dengan improvisasi rendah dan vulgar, dengan modulasi yang berlebihan, ditambah vibrato konstan dan tabuhan drum berat secara terus-menerus. Secara keseluruhan, efeknya membuat penyanyi seolah bergerak limbung di atas dan di bawah nada tertentu. Suaranya terdengar sumbang, ditimpali irama yang repetitif, terputus-putus, dan semakin cepat, menghasilkan efek histeria pada otak dan organ tubuh manusia. Efek ini bisa menyebabkan serangan fisik yang kejam dan berujung pada revolusi perilaku manusia yang tanpa sadar dapat memunculkan tindak KEKERASAN. Tidak heran, konser musik cadas sering berakhir dengan KERUSUHAN.

Adorno sebenarnya adalah seorang Profesor Filsafat di University of Frankfurt. Di sana, ia berteman dan belajar musik radikal dari komponis Alban Berg. Sebagai seorang pemusik klasik yang ANDAL dan JENIUS, Adorno mempelajari "DIALEKTIKA" Georg Hegel dan menggemakan karya Karl Marx dalam musiknya. Musik dengan ketukan 12 atonal ini dianggap memiliki dampak yang jauh lebih dahsyat dibandingkan serangan ekonomi yang dilancarkan oleh Karl Marx.

Sebagai penggemar musik "Heavy Metal", tidak heran jika JOKOWI dianggap sebagai contoh nyata dari EFEK perilaku sosial menyimpang seperti yang digambarkan para ahli tersebut.

Sikap dangkal dan tumpul ditunjukkan dalam slogan "gak mikir".

Sikap apatis tercermin dalam ucapan "rapopo".

Ketidakpekaan terlihat dalam keputusan politik menaikkan harga BBM pada saat yang tidak tepat.

Ketidakpedulian muncul ketika masalah ekonomi, sosial, dan politik justru direspons dengan BLUSUKAN, bukan memimpin rapat kabinet untuk mencari solusi.

Perilaku ingin menang sendiri terlihat dari tindakan melanggar UU, aturan birokrasi, etika, dan tata krama, seperti dalam pelaksanaan KIP, KIS, KKS tanpa melibatkan DPR sebagaimana disyaratkan oleh Konstitusi.

Menurut Dr. John Coleman, penjajahan lewat musik ini memiliki efek yang jauh lebih dahsyat dibandingkan serangan ekonomi. Musik dapat secara langsung digunakan untuk menguasai suatu negara, karena perannya dalam "BUDAYA" mampu menohok langsung ke jantung perilaku manusia.

Apalagi jika pengaruh musik ini berhasil merasuk ke seorang PEMIMPIN/PRESIDEN, yang kebijakannya langsung berefek pada kehidupan rakyat, bangsa, dan negara. OMG!

Penulis: Dra. Alida Handau Lampe Guyer, MSi

(Bandung, 23 Desember 2024)