BANDUNG, MAJALAHREFORMASI.com- Imlek atau Sin Cia (dalam bahasa Hok Kian) adalah Tradisi memperingati Pergantian Tahun Baru berdasarkan Kalender Lunar (bagi orang Tionghoa).
Biasanya, Imlek akan berlangsung selama 15 hari (Tahun ini 12 - 27 Febuari 2021) dengan hari terakhir disebut sebagai Cap Go Meh atau hari Penutup Perayaan Tahun Baru.
Saya sebagai Generasi Keturunan Tionghoa ikut merayakan Imlek, sebagai satu Penghormatan saya kepada Leluhur saya dan memperkenalkan Budaya Imlek ini kepada Generasi muda yang ada saat ini. Karena Makna yang tersirat saat Perayaan Imlek ini sangat baik, walau keluarga saya sudah tidak lagi melakukan "Sembahyang" kepada para leluhur karena saya dilahirkan dalam Keluarga Kristen.
Berikut Makna Imlek yang saya pelajari :
1. Warna Imlek identik dengan Merah karena Warna merah adalah warna yang beraura kuat, memberi arti gairah dan memberi energi untuk menyerukan terlaksananya suatu tindakan. Dalam psikologi warna merah memberi arti sebuah simbol keberanian, kekuatan dan energi, juga gairah untuk melakukan tindakan (action), serta melambangkan kegembiraan.
2. Malam hari sebelum Imlek biasanya kami makan malam bersama dan ini merupakan ajang dimana biasanya keluarga besar berkumpul menjalin kembali tali sirahturahmi di rumah orang yang dianggap paling tertua (Senior) dalam Keluarga.
Keluarga yang biasa terpisah dengan jarak akan berkumpul bersama dan saat saya kecil, saat masih ada Ema (Nenek) dan Engkong (Kakek) ini merupakan satu moment yang paling ditunggu karena saya bisa saling mengenal Keluarga dengan Keluarga besar saya. Dan biasanya setiap tahun ada saja saya mendapati saudara baru yang baru saya kenal.
Jika Ema dan Engkong saya anak Tertua maka Adik-adik beliau bersama dengan keturunan nya akan berkumpul bersama di rumah tersebut dan ini satu moment yang sangat luar biasa, kadang tidak jarang saya bisa bertemu teman sekolah saya yang ternyata masih saudara.
Jadi makan malam ini merupakan satu kesempatan untuk saya bisa mengenal siapa saja keturunan Sekeluarga Besar Tjia dari leluhur saya yang masih 1 garis keturunan.
Dan karena saat ini kita sedang mengalami Pandemi, acara Berkumpul bersama keluarga besar pasti akan jadi bahan pertimbangan, dan Perayan Imlek dengan Video Call atau Imlek Virtual akan menjadi Budaya baru saat ini.
3. Pagi Hari Imlek kita akan bangun pagi, dandan yang rapih dan memberi Kiong hie (salam Kami) dengan mengucapkan Gong Xie Fat Cai. Yang paling senior akan menunggu keluarga menerima Kiong Hie dan dilanjut dengan urutan selanjut nya dan biasanya ini jadi barisan yang panjang sehingga yang paling Junior akan memberi kiong hie kepada banyak orang.
Gong Xie Fat Cai sendiri memiliki arti yang sangat Baik yang arti nya "SELAMAT DAN SEMOGA KAYA" ( SEMOGA TAMBAH REJEKI).
Karena keluarga saya Kristen biasanya kami yang menerima Kiong hie membalas nya dengan meletakkan tangan diatas kepala dan mengucapkan "DOA BERKAT" dan sesudah itu kami menerima Angpao.
4. Tradisi Angpao (Amplop merah yang berisi uang) tersirat makna membagi berkat. Jika kita sudah bekerja dan sudah menikah biasanya kita justru yang memberikan Angpao baik kepada Senior maupun Junior.
Dan saya pribadi diajarkan oleh orang tua saya untuk tidak memakai Uang Angpao tersebut tetapi menyimpannya di tempat saya menyimpan uang katanya "Supaya bisa jadi Pemancing Rejeki". Dan setelah saya pikir-pikir sebenar nya tradisi itu mengajarkan saya untuk menyimpan Uang Angpao tersebut sebagai Tabungan, atau sebagai Modal Tambahan agar usaha semakin maju.
5. Makanan yang tersedia saat Imlek selalu makanan terbaik Keluarga dan saat itu juga biasanya tiap keluarga memiliki masakan khas resep keluarga dan kita bisa saling berbagi resep makanan keluarga.
Dan ada beberapa makanan Wajib yang tersedia:
A. Dodol / Kue Keranjang bentuk nya bulat, lengket dan manis dengan makna agar orang yang menerima dan menyantapnya : Manis Rejeki, tali persaudaraan lengket terus dan tidak ada putus nya.
B. Makan yang Panjang-panjang seperti Mie dan Mishoa dengan harapan Diberikan Umur Panjang dan Rejeki kita dipanjangkan selalu.
C. Sajian Makanan Ikan (dalam bahasa Mandarin "Yu" = selalu berkelebihan) seperti Ikan Salmon dan di daerah Jawa biasanya dengan sajian Ikan Bandeng, sebagai Simbol keberuntungan. Selain dengan ikan kita juga diingatkan untuk menikmati makan sedikit demi sedikit dan berhati-hati agar tidak ikut termakan duri ikan nya. Dengan ikan beberapa ekor yang dibagi banyak orang mengajarkan kita juga untuk bisa saling berbagi.
D. Kue-kue yang manis dan enak sebagai salah satu contohnya kue Lapis Legit sebagai Simbol supaya orang yang memakan nya mendapatkan rejeki yang berlapis-lapis. Selain rasa Manis nya kue juga memiliki simbol supaya kita bisa dikerumuni terus rejeki seperti semut suka pada yang manis-manis.
E. Buah-buahan seperti Jeruk mandarine, lengkeng, Pear, buah Naga, Anggur dan lainnya.
Dari Sajian Imlek setelah Dewasa saya memaknai itu sebagai Sajian Terbaik Tuan rumah kepada Tamu dan juga kita yang datang membawa Hantaran / Buah Tangan terbaik untuk Tuan Rumah atau sesama Relasi kita.
Dibalik semua itu kita diajarkan memberi :" Yang berkelebihan akan membagi berkat bagi yang masih berkekurangan."
Jadi tidak ada salah nya kita mengenal Tradisi Imlek, karena ajaran yang terkandung di dalam nya adalah ajaran Kasih dan memberikan doa yang terbaik untuk orang yang kita jumpai saat itu.
Selama 15 hari perayaan Imlek itu bertujuan untuk kita bisa saling berkunjung pada semua Keluarga, Sahabat dan relasi kita untuk memperbaiki tali Silaturahmi.
Dan akhir Perayaan Tahun baru adalah Perayaan Cap Go Meh dan karena perpaduan Tradisi di Indonesia biasanya Cap Go Meh dirayakan dengan memakan Lontong Cap Go Meh yang berisikan lontong dengan Lauk Pauk yang lengkap.
Akhir kata Saya Elisabet Kurniawati Tjianti mengucapkan Gong Xie Fat Cai untuk semua Saudaraku yang merayakannya. (*)
Penulis adalah Elisabet Kurniawati Tjianti berprofesi sebagai Pengusaha, Wakil Ketua Pengurus Harian Partai NasDem Jawa Barat- Bidang Siber dan Digital serta Wakil Sekretaris Jendral Forum Komunitas Tionghoa Merah Putih Jawa Barat.