MAJALAHREFORMASI.com - Pada Rabu, 29 Januari 2025, masyarakat Indonesia bersama komunitas Tionghoa di seluruh dunia merayakan Tahun Baru Imlek dengan penuh suka cita. Perayaan ini lebih dari sekadar menjalankan ritual dan tradisi; ia menjadi momen berharga untuk mempererat silaturahmi serta memperkuat harmoni lintas suku, agama, dan budaya.
Semangat kebersamaan ini tampak dalam acara silaturahmi Imlek yang digelar oleh Devi Taurisa, seorang tokoh wanita muda yang dikenal cerdas, cantik, dan penuh dedikasi. Devi, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Laskar Prabowo 08 menyelenggarakan pertemuan ini di kediamannya yang terletak di bilangan Jakarta Selatan.
"Tahun ini, acara kumpul-kumpul Imlek diadakan tanpa agenda khusus. Murni sebagai ajang memperkuat persaudaraan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia," ujar Devi, yang memiliki segudang pengalaman dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Dedikasinya untuk menciptakan keharmonisan antar sesama jelas terlihat dalam perannya yang aktif sebagai pemimpin muda di berbagai organisasi.
Sejumlah tokoh penting hadir dalam acara silaturahmi ini, di antaranya Dewan Pembina Dr. H. Anwar Husin, S.H., M.H., M.M., Dewan Penasehat Brigjen Pol (P) Robert Haryanto Watratan, S.H., S.Sos., M.H serta pakar ternama seperti Mr. Spirit Saut Sitompul, Drs., M.Si., CEM. Jajaran pengurus harian juga turut berperan dalam kesuksesan acara, termasuk Wakil Bendahara Umum 1 Tika Heliana, Biro Kesekretariatan Aloysius Dharma Trikno, Tri Ratna Wudyaningsih, S.H., dan Ketua Divisi Antar Lembaga T. Fredi Purba.
Tidak ketinggalan, tokoh-tokoh lainnya yang memiliki peran penting juga turut hadir, seperti Irjen. Pol (P) H. Napoleon Bonaparte beserta istrinya, serta Moh Anwar dari Ansor, yang semuanya menambah kehangatan dalam momen penuh kebersamaan tersebut.
Bagi Devi, Imlek bukan sekadar perayaan pergantian tahun, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Sama seperti masyarakat Tionghoa yang merayakan, Imlek membawa harapan baru, semangat baru, serta kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga dan sosial.
"Imlek mengajarkan kita tentang harapan dan kebersamaan. Ini adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan perjalanan hidup, merajut kembali hubungan yang mungkin sempat renggang, serta saling mendoakan agar tahun yang baru membawa lebih banyak kebahagiaan dan keberuntungan," tambahnya.
Di Indonesia, Imlek juga menjadi simbol kerukunan dan harmoni di tengah keberagaman. Perayaan ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat yang memiliki akar budaya Tionghoa, tetapi juga menjadi momentum kebersamaan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Event HWPL
Di sela-sela silaturahmi itu, Devi Taurisa juga mengungkapkan bahwa organisasi Laskar Prabowo 08 turut membahas persiapan Peace Tour ke-33, sebuah acara perdamaian yang akan digelar oleh Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) di Indonesia.
"Kami menyambut baik kehadiran HWPL dan mendukung upaya mereka dalam membangun perdamaian di berbagai belahan dunia. Peace Tour ke-33 ini akan menjadi momentum besar bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmennya terhadap harmoni dan persatuan," jelas Devi.
Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 23–25 Februari 2025 mendatang dan akan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk pemuka agama, pejabat senior dari berbagai organisasi, serta perwakilan masyarakat sipil yang berperan dalam upaya perdamaian.
Sebagai informasi, Laskar Prabowo 08 menjadi salah satu penyelenggara acara ini, dimana HWPL sendiri merupakan organisasi perdamaian internasional berbasis di Seoul, Korea Selatan, yang memiliki Status Konsultatif di The Economic and Social Council (UN ECOSOC) dan Department of Global Communications (UN DGC) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebagai organisasi yang berkomitmen untuk menciptakan perdamaian abadi dan penghentian perang, HWPL aktif menginisiasi berbagai program global, termasuk edukasi perdamaian dan dialog antaragama. Peace Tour ke-33 di Indonesia menjadi salah satu langkah konkret HWPL dalam memperkuat hubungan lintas agama dan budaya, serta meningkatkan kesadaran global akan pentingnya perdamaian.
Perayaan Imlek 2025 dan forum perdamaian melalui Peace Tour HWPL menjadi bukti bahwa kebersamaan dan harmoni dapat terus terjalin meskipun ada perbedaan. Di tengah dunia yang penuh tantangan, nilai-nilai persaudaraan dan toleransi semakin penting untuk dijaga dan diwariskan. (David)