Logo Sabtu, 2 Desember 2023
images

Dra. Alida Handau Lampe Guyer. Msi

Ditulis oleh Dra. Alida Handau Lampe Guyer. Msi
(18 November 2023)

MAJALAHREFORMASI.com - Dalam akun Facebook (FB) tanggal 14 November 2014, saya telah menulis tentang demokrasi kita yang telah jatuh ketangan "DEMOKRASI kaum PENJAHAT".

Sejak reformasi dicanangkan kita sudah melangkah jauh berbelok arah meninggalkan tujuan semula DEMOKRASI yang TERKONSOLIDASI.

Seperti yang dikatakan oleh pakar politik Juan J Linz. Syarat-syarat demokrasi terkonsolidasi, meliputi:
1. Diseluruh wilayah negara semua tokoh utama PEMERINTAH, PRESIDEN, MENTERI, dan semua APARATUR NEGARA harus tunduk kepada aturan HUKUM, melindungi kehidupan masyarakat dan kebebasannya.
2. Taat BIROKRASI, transparan, DISIPLIN, BERSIH dan TERTIB.
3. Masyarakat SIPIL yang AKTIF dan BEBAS.
4. Masyarakat POLITIK yang OTONOM.
5. Masyarakat EKONOMI yang dilembagakan.

Konsolidasi demokrasi yang diimpikan semakin jauh dari harapan, tidak satupun syarat demokrasi terkonsolidasi terpenuhi, seperti yang dikatakan Juan J Linz.

Kita ingat pada tahun 2014 ketika JOKOWI terpilih sebagai PRESIDEN RI para tokoh bangsa dari berbagai kalangan menjadi LINGLUNG, KEHILANGAN daya kritis dan kepintarannya. Melakukan pembiaran dan bahkan membela kesalahan yang dilakukan sang Presiden.

Baru beberapa hari menjabat Presiden JOKOWI sudah melakukan pelanggaran dan kebohongan. Ingat pemberian kartu KIS, KIP dan KKS pada thn 2014 yang pendanaannya melanggar aturan dan hukum.

Kala itu, Puan Maharani pasang badan melakukan pembelaan dengan merekayasa payung hukumnya melalui APBN, sedangkan menteri Sekretaris Negara Praktino mengatakan dananya berasal dari CSR BUMN.

Ingat kebohongan PDIP menentang kenaikan harga BBM dengan dalih demi membela kepentingan rakyat kecil, sampai nangis bombay. Tapi baru berkuasa beberapa hari bersama presiden JOKOWI langsung menaikan harga BBM tanpa perasaan dan beban, apalagi ingat kepentingan rakyat kecil.

Pelanggaran aturan, ketidaktaatan kepada hukum dan kebohongan yang didiamkan saja oleh para tokoh pintar disekeliling presiden dan bahkan dibela, memberi PELAJARAN pertama yang sangat "BERHARGA" kepada "PEMBENTUKAN" pribadi JOKOWI sebagai presiden, bahwa ternyata semua aturan bisa DILANGGAR dan semua bisa "DIATUR".

Menjadi kebiasaan buruk baru yang sangat mengerikan berbohong kepada rakyat dengan pembenaran dan cuci otak yang dilakukan oleh para buzer bayaran yang dapat dipastikan berujung kehancuran.

FAKTA dan KATA yang tidak sejalan, walau dibalut berbagai alasan dan teori pembenaran pasti akan menemukan KEBENARAN-nya.

Tangis dan kesedihan para tokoh bangsa yang bertemu di REMBANG menjadi tidak berguna bahkan menimbulkan rasa sinis dan nestapa, karena mereka merupakan bagian dari PEMBUSUKAN yang terjadi.

Pidato ibu Mega kecurangan PILPRES "jangan terjadi lagi" menyiratkan pengakuan bahwa memang telah terjadi KECURANGAN pada pilpres terdahulu. PDIP bu MEGA bersama partai KOALISI pendukungnya sudah sangat paham bagaimana KEKUASAAN melakukan KECURANGAN Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM) karena mereka secara bersama sudah berpengalaman pernah melakukannya.

Sekarang yang terjadi adalah MALING teriak MALING. Skandal politik GIBRAN jadi cawapres PRABOWO, berjasa bagi masyarakat sebagai sarana PEMBUKA kedok dan topeng PALSU para pemegang KEKUASAAN bahwa demokrasi yang diperjuangkan rakyat dengan darah dan airmata ternyata telah dibajak oleh "DEMOKRASI kaum PENJAHAT".

Tidak pernah kita mengalami "KERUSAKAN PARAH" seperti yang terjadi saat ini. Bukan hanya pelangggaran hukum dan aturan, tapi yang tertinggi dari hakekat dan martabat manusia ETIKA dan MORAL sudah terjatuh dalam kondisi "TIDAK BERADAB".

Siapapun yang terpilih menjadi PRESIDEN thn 2024 nanti, apabila terpilih dari hasil KECURANGAN dan kebohongan akan mengulang sejarah yang SAMA. INDONESIA SEJAHTERA, ADIL dan MAKMUR hanya SLOGAN belaka dan hanya BUALAN POLITIK para PENGUASA.

Inilah PIL yang teramat PAHIT yang terpaksa ditelan rakyat "JELATA". Hasil dari "REVOLUSI MENTAL dan jatuhnya demokrasi kedalam tangan "DEMOKRASI kaum PENJAHAT" seperti yang dikatakan Juan J Linz menjadi TERBUKTI dan menemukan KEBENARAN-nya. (*)