Logo Sabtu, 15 Februari 2025
images

Penulis adalah Dra. Alida Handau Lampe Guyer, M.Si
(Bandung, 9 November 2023)

MAJALAHREFORMASI.com - Keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) memecat ketua Umum Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman atas pelanggaran berat kode Etik Berat dengan gugatan perkara no:90/PPU/2023, menyisakan residu "KETIDAKBERDAYAAN", Gibran tetap lolos melaju menjadi calon cawapres PRABOWO 2024

Bersatunya dua tokoh politik JOKOWI (Gibran) dan PRABOWO yang pernah saling berseberangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) terdahulu tentu mengundang perhatian dan ramai menuai pro dan kontra.

Untuk melihat lebih jauh bersatunya kedua tokoh KONTROVERSIAL ini kita dapat amati dari pidatonya masing-masing dihadapan publik.

PRABOWO dalam pidatonya mengakui bahwa dirinya telah "BERUBAH", bagaimana tidak? Dia menelan dua kali pil pahit kekalahan dari JOKOWI. Dari situ ia mengatakan "BELAJAR" banyak dari sang PEMENANG.

Sedangkan JOKOWI dalam pidatonya baru-baru ini mengatakan, berpolitik itu jangan menggunakan "PERASAAN"

Dari Pidato PRABOWO dan JOKOWI dapat diartikan bahwa bersatunya kedua tokoh ini dalam koalisi Indonesia Maju karena secara "PSIKIS" mereka masing-masing memang saling membutuhkan.

Bagi PRABOWO seorang JOKOWI sebagai Presiden dengan semua perangkat dan faslitas yang melekat pada dirinya, memberi rasa KEPASTIAN akan KEMENANGAN pada Pilpres 2024.

Bagi JOKOWI "drive" yang begitu BESAR dari seorang PRABOWO untuk menjadi Presiden dengan pengalaman "KALAH" yang nyaris sempurna bertanding melawan kedigdayaannya, menimbulkan KEYAKINAN dalam dirinya bahwa PRABOWO adalah orang yang TEPAT dijadikan kendaraan politik untuk TETAP berada dilingkaran dalam tampuk KEKUASAAN melalui anaknya GIBRAN.

PDIP serta Megawati termasuk tokoh-tokoh pintar disekelilingnya TERKECOH dan gagal paham, mendekteksi sejak dini watak asli JOKOWI.

Padahal masyarakat luas sudah menangkap signal kuat bahwa "JOKOWI CLAN" akan meninggalkan PDIP dan ibu MEGA kapan saja ia mau tanpa PERASAAN dan BEBAN.

Ironisnya tokoh senior PDIP, PANDA NABABAN yang berperan meng"CREATE" JOKOWI jadi presiden, belum lama ini terkaget-kaget dan baru sadar bahwa BENAR mereka ditinggalkan JOKOWI, ketika sudah sangat terlambat, duet PRABOWO-GIBRAN resmi didaftarkan.

Padahal sedari awal seperti yang dituturkan Panda sediri, (Alm) Taufik Kiemas tokoh politik kawakan PDIP yang tajam penglihatannya sudah mendekteksi sifat haus kekuasaan JOKOWI dan ketika itu langsung menolak untuk menggotong JOKOWI menjadi GUBERNUR DKI Jakarta dari PDIP.

Setelah PDIP dan ibu MEGA mendampingi dan menjaga kepemimpinan JOKOWI selama lebih 9 tahun, di penghujung episode kedua masa jabatannya JOKOWI hengkang meninggalkan PDIP dalam sedih dan nelangsa.

Perkataan almarhum Taufik Kiemas menemukan PERWUJUDANNYA. Air SUSU berbuah air TUBA. (*)